Senin, 22 Oktober 2012

Fragmen : RASA TAK BERUJUNG



 .............................
Dan ketika waktu membatasi, semuanya harus terhenti. Dewi melirik ke penanda waktu di pergelangan tangan kirinya.
"Aku harus kembali...," katanya lirih.
"Time is over," Dewa menimpali sambil tersenyum maklum meskipun hatinya belum rela mengakhiri jumpa mereka.
Di tengah hari panas berdebu mereka kembali berjalan bersisian menuju tempat awal mereka bertemu. Dengan rasa kehilangan yang ditindihnya, Dewi mengikuti langkah Dewa mengurus barang dan menghentikan taksi. Lalu melabuhkan pandangannya pada punggung lelaki yang bergerak menjauh dan memasuki taksi.

"Aku pergi," Dewa berkata singkat. Ia tak menunjukkan sikap apapun yang menunjukkan  suatu peristiwa perpisahan. Tak mengucapkan salam perpisahan, tidak menggenggam tangannya sejenak. Bahkan menghindari bertatap pandang dengannya. Berpisah dengan Dewa selalu seperti itu. Dewa pernah berkata, dia tak hendak larut dalam rasa kehilangan karena perpisahan. Karenanya ia selalu bersikap seolah tak ada apa-apa dan tak merasakan apa-apa.

"Hati-hati...," hanya itu yang dapat diucapkan oleh Dewi. Sesaat ia merasa seperti membuka genggaman tangan dan membiarkan pasir lolos melewati celah jarinya. Ada yang hilang, dan tenggorokannya terasa sakit. Sedan putih yang ditumpangi Dewa telah lenyap dari jangkauan pandangannya. 
 ...............................


Pondok Gede - 22102012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar