Jumat, 30 Desember 2011

Pertanyaan Sepanjang Hidup

Baru sadar, bahwa ternyata manusia sebagai makhluk sosial (dan hidup di negara tercinta Indonesia), sepanjang hidupnya diharuskan menjawab berbagai pertanyaan dari lingkungannya. Pertanyaan itu selalu berubah sesuai tahapan usia. Dan setelah menerima pertanyaan itu, selalu kita seperti dikejar dan diburu untuk segera merealisasikan dan bahkan menjadi terbebani karenanya.
 

Dan ini adalah berbagai pertanyaan yang umumnya ditanyakan oleh kenalan/kerabat/handai taulan ;

Pada masa sekolah : "Kapan lulus?" atau "Disekolah ranking berapa?" atau "IP nya berapa?". Bagi yang berotak encer dalam bidang akademis, pertanyaan seperti ini pasti akan dijawab dengan senang hati, bahkan dengan bangga. Sebaliknya bagi yang pas-pasan kebawah, pertanyaan seperti ini pasti jadi hal yang menyebalkan bukan?

Setelah selesai sekolah ; "Kerja dimana?" atau "Kapan menikah?" Bagi mereka yang jomblo pertanyaan ini menyakitkan. Jangankan berpikir tentang menikah, calon saja belum punya.... Dan bagi yang masih jobless, pasti dalam hati menggerutu, memangnya cari kerja segampang mencari botol bekas aqua?

Setelah menikah ; "Kok masih langsing, perutnya belum gendut?" Wahai, orang yang suka bertanya seperti ini, sadarkah anda bahwa hamil atau belum hamil, punya keturunan atau tidak punya, itu sudah sangat terkait dengan kehendak Allah SWT? Sangat mengherankan (dan menjengkelkan) bahwa orang Indonesia senang sekali mengajukan pertanyaan seperti ini dengan berbagai variasi kalimat. Pertanyaan - yang konon - sangat dihindari oleh masyarakat yang hidup belahan dunia lain.

Bahkan setelah punya anak, masih ada lagi pertanyaan berikutnya ; "Kapan punya adik?" atau "Tambah satu lagi, dong.... Siapa tahu nanti yang lahir cewek....(dan sebaliknya)."   

Alamaaakk......memangnya punya anak segampang bikin kue brownies....? Kalau ingin anak perempuan, tepungnya ditambah sekian gram.... Tapi kalau ingin anak laki, gulanya harus dikurangi sekian gram...... Supaya sukses dan efektif, pembakaran harus dengan panas sekian derajat Celcius, waktu pembakaran sekian menit....bla...bla...bla...
Kalau semudah itu cara punya anak dan memilih jenis kelaminnya sih, oke-oke saja.... Tapi masalahnya kan tidak seperti itu....

Selama hidup di Indonesia, yakinlah pertanyaan-pertanyaan seperti ini dengan berbagai varian-nya pasti akan kita terima. Suka atau tidak suka, menyenangkan atau menyebalkan.....
Kenapa sih, kita tidak menanyakan hal-hal lain  yang tidak berkenaan dengan kehidupan pribadi seseorang? Mungkin sebaiknya kita harus mulai membiasakan diri, jika bertemu dengan kenalan/kerabat/handai taulan, kita bicara saja tentang cuaca, atau tentang harga beras yang terus naik, atau lalu lintas yang macet..... Hindari  menanyakan hal-hal bersifat pribadi. Alih-alih ingin dianggap punya atensi, malahan tanpa disadari pertanyaan-pertanyaan seperti itu membuat si "Tertanya" merasa tidak nyaman......

 

Pondok Gede - 30122011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar