Sabtu, 05 Mei 2012

Lyrik Lagu Masa Kini dan Masa Lalu



 
Seiring dengan makin bertambahnya usia, tanpa disadari, mau tidak mau, pendengaran dan perasaan jadi ikut menua juga ternyata. Kuping dulu oke-oke saja menerima segala macam lagu dengan segala jenis lyrik lagunya. Tapi entah kenapa, sekarang mulai terasa agak gatal oleh kata-kata dalam lagu yang menurutku 'ajaib'.

Coba simak penggalan lyrik-lyrik lagu ini :
"......ooo, kamu ketahuan, pacaran lagi dengan dirinya......."
"......jadikan aku yang kedua, buatlah diriku bahagia......."
"......lelaki buaya darat, busyet aku tertipu lagi....."
"......kamu dimana, dengan siapa, semalam berbuat apa......"

Itu beberapa yang sempat terdengar dan terekam di benakku. Dan kalau ditelusuri satu persatu, mungkin masih banyak lagi lyrik lagu yang sama atau bahkan lebih ajaib.

Sempat terpikir olehku, apakah aku yang terlalu 'oldies', ataukah lyrik lagu yang  'terang benderang' ini memang trend jaman sekarang? Beberapa dekade yang lalu, seingatku, lyrik lagu tidak terlalu 'ngablak' seperti sekarang.

Sepengamatanku, dimasa kini jarang kutemui lyrik lagu yang masih 'terbungkus' dengan halus bak puisi berkata-kata indah yang mengundang misteri dan penafsiran yang berbeda oleh setiap orang. Seingatku, di era tahun 2000-an ini, hanya satu dua pemusik yang masih mengikuti genre lyrik puitis.

Satu diantaranya adalah "Letto". Ingat kan, dengan hit-nya yang menjadi sound track sinetron? "..... Di daun yang ikut mengalir lembut, terbawa sungai ke ujung mata. Dan aku mulai takut terbawa cinta, menghirup rindu yang sesakkan dada......"  Sungguh lyrik yang puitis..... Atau dari lagunya berjudul "Sandaran Hati" yang multi tafsir ; "......teringat kuteringat, pada janjimu kuterikat, hanya sekejab kuberdiri kulakukan sepenuh hati. Peduli kupeduli, siang dan malam yang berganti, sedihku ini tak ada arti jika kaulah sandaran hati......"
Sayangnya sekarang grup itu menghilang entah kemana.

Baiklah. Katakanlah ini masalah selera. Tapi di era 70-an sampai awal 90-an masih banyak musisi yang membawakan lagu berlyrik halus dan terbungkus. Diantaranya ; Bimbo, kelompok Pegangsaan (Chrisye, Eros Jarot, Jockie S.), Guruh SP dengan bahasa tingkat tingginya, Ebiet G.Ade, Katon bagaskara......

Apa yang terjadi dengan para penulis lagu dimasa kini? Apakah karena tuntutan jaman serba instan yang menyebabkan mereka tak memiliki cukup waktu untuk mengasah dan mengolah kata serta kalimat menjadi lyrik bak puisi? Jaman sekarang yang menuntut semuanya serba cepat, lugas dan transparan, terang benderang?

Padahal rasanya lebih asyik mendengarkan lagu dengan lyrik 'halus' yang membawa kita  untuk mendengarkan lagunya, meresapi lyriknya, sambil menafsirkan apa sebenarnya yang disampaikan oleh penyanyi dan pencipta lagu itu. Ada kesan misterius dan membuat penasaran jadinya........

"....Terlalu sadis caramu, menyingkirkan diriku, dari percintaan ini, agar dia kembali padamu, tanpa peduli sakitnya aku...... "
Terdengar lagu dari teve yang menyiarkan acara musik.  Hmmm..... Benar-benar transparan, lugas, terang benderang.....

Tapi coba simak lyrik lagu yang dinyanyikan oleh Chrisye (alm.) ini ;
"Angin malam, semerbak wangi bunga, dalam hening khayalan asmara. Hatiku rawan, menanti kehadiran dewi malam pancaran bahagia. Kuingin selamanya mendambakan khayalku tuk kau juwita. Dalam hening dalam lamunan, menanti datangmu dewi malam......"

Atau lyrik lagu Bimbo yang ini ;
"Layar perahu kubentangkan, ke samudra cinta. Gelombang badai menerpaku. Akan tulus cintaku. Pelabuhan hati, aku rindu. Kini kutautkan hatiku, dipintu hatimu."

Terasa bedanya ya.....


PS. Mohon maaf, sekali lagi ini bukan bermaksud men-judge, karena ini bisa jadi hanya masalah selera dan preferensi pribadi.


Pondok Gede - 04052012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar