Minggu, 06 Juli 2014

Mahabharata ; KARNA (1)



Foto: Mahabharata - KARNA (1)

Tokoh Arjuna itu sudah terlalu mainstream... Kalau dia diceritakan sebagai satria yang keren, cool, jagoan dan pahlawan, itu mah biasa ..... Wong dia lahir dan besar dengan status anak dari raja Pandu dan ratu Kunti. Ya tentu saja dia punya banyak previlege utk mencapai gelar jagoan itu. Secara anak raja gitu loohh.... Nah, kalau misalnya dia terpredikat sebagai Arjuna yang aleman, kolokan dan agak bloon.... itu baru nggak mainstream kan?

Sebagai penikmat cerita dan film Mahabharata, sekarang saya malah lebih tertarik pada tokoh Karna yang sebenarnya adalah kakak tiri Arjuna.
Darah Karna sebenarnya adalah bangsawan. Kenyataan bahwa dia adalah anak diluar pernikahan dari ratu Kunti harus membuat jatidirinya tersembunyi dan baru terbuka (pun untuk dirinya sendiri) ketika epos ini hampir mencapai ujung cerita.

Karna, meskipun tidak mendapatkan ilmu dari dalam tembok kerajaan, tapi dia mampu menjadi ahli panah  yang setara dengan Arjuna. Dia kompeten, oleh sebab itu dia menjadi agak jumawa dengan keahliannya. Dia dikenal sangat dermawan dan teguh pada janjinya. Meskipun kedua sifat itu pada akhirnya memudahkan jalan Arjuna untuk mengalahkan dan membunuhnya dalam perang Bharatayuda.

Melalui epos yang divisualkan oleh grup Starplus India, makin bisa diselami bahwa tokoh Karna adalah pribadi yang unik, kompleks dan menanggung beban batin. Ada pertentangan nilai baik dan buruk yang harus dijalaninya.
Dia tahu kebenaran, tapi dia tak bisa memberlakukan itu pada pilihannya, karena janjinya yang teguh pada Duryudana si biang kejahatan di pihak Kurawa. 
Dia keras hati dan angkuh, tetapi galau ketika orangtua angkatnya menolak mendiami istana bersamanya (Karna diberi hadiah berupa wilayah kecil,  kerajaan Anggraj, oleh Duryudana karena kesetiaannya sebagai partner dan pelindung pangeran durjana itu). 
Dia sombong dan menyimpan dendam untuk mengalahkan Arjuna, tapi dia menangis sedih ketika tahu bahwa Arjuna adalah adik tirinya dan mereka harus berhadapan untuk saling membunuh dalam perang. 

Karakter Karna yang rumit itu diperjelas lagi ketika dia ketus dan marah (tapi akhirnya menangis dan juga memberi "sungkem") kepada ratu Kunti yang mengakui bahwa dirinya adalah ibu biologis Karna. Dimata Karna, ratu Kunti, ibu kandungnya itu adalah seorang egois yang tega membuang anak sendiri demi menjaga nama baiknya sebagai putri raja.

Lebih kompleks lagi, dia menolak permintaan ratu Kunti untuk bergabung dengan Arjuna dan para Pandawa lainnya (yang notabene adalah saudara tirinya).  Dia memilih untuk bertahan bersama Duryudana dan Kurawa sebagai realisasi sumpah janjinya untuk melindungi Duryudana... Meskipun dia tahu bahwa dia akan tumpas ditangan Arjuna yang sedarah dengannya. 

Dalam cerita Mahabharata ini, Karna (dan juga mahamaheem Bhisma) dikenal sebagai dua lelaki yang sangat menjaga dan menepati kata-kata serta janji, apapun resikonya.
Btw, dimasa sekarang, masih adakah?

Pondok Gede - 050720147

Penggenggam Janji

Tokoh Arjuna itu sudah terlalu mainstream... Kalau dia diceritakan sebagai satria yang keren, cool, jagoan dan pahlawan, itu mah biasa ..... Wong dia lahir dan besar dengan status anak dari raja Pandu dan ratu Kunti. Ya tentu saja dia punya banyak previlege utk mencapai gelar jagoan itu. Secara anak raja gitu loohh.... Nah, kalau misalnya dia terpredikat sebagai Arjuna yang aleman, kolokan dan agak bloon.... itu baru nggak mainstream kan?

Sebagai penikmat cerita dan film Mahabharata, sekarang saya malah lebih tertarik pada tokoh Karna yang sebenarnya adalah kakak tiri Arjuna.
Darah Karna sebenarnya adalah bangsawan. Kenyataan bahwa dia adalah anak diluar pernikahan dari ratu Kunti harus membuat jatidirinya tersembunyi dan baru terbuka (pun untuk dirinya sendiri) ketika epos ini hampir mencapai ujung cerita.

Karna, meskipun tidak mendapatkan ilmu dari dalam tembok kerajaan, tapi dia mampu menjadi ahli panah yang setara dengan Arjuna. Dia kompeten, oleh sebab itu dia menjadi agak jumawa dengan keahliannya. Dia dikenal sangat dermawan dan teguh pada janjinya. Meskipun kedua sifat itu pada akhirnya memudahkan jalan Arjuna untuk mengalahkan dan membunuhnya dalam perang Bharatayuda.

Melalui epos yang divisualkan oleh grup Starplus India, makin bisa diselami bahwa tokoh Karna adalah pribadi yang unik, kompleks dan menanggung beban batin. Ada pertentangan nilai baik dan buruk yang harus dijalaninya.
Dia tahu kebenaran, tapi dia tak bisa memberlakukan itu pada pilihannya, karena janjinya yang teguh pada Duryudana si biang kejahatan di pihak Kurawa.
Dia keras hati dan angkuh, tetapi galau ketika orangtua angkatnya menolak mendiami istana bersamanya (Karna diberi hadiah berupa wilayah kecil, kerajaan Anggraj, oleh Duryudana karena kesetiaannya sebagai partner dan pelindung pangeran durjana itu).
Dia sombong dan menyimpan dendam untuk mengalahkan Arjuna, tapi dia menangis sedih ketika tahu bahwa Arjuna adalah adik tirinya dan mereka harus berhadapan untuk saling membunuh dalam perang.

Karakter Karna yang rumit itu diperjelas lagi ketika dia ketus dan marah (tapi akhirnya menangis dan juga memberi "sungkem") kepada ratu Kunti yang mengakui bahwa dirinya adalah ibu biologis Karna. Dimata Karna, ratu Kunti, ibu kandungnya itu adalah seorang egois yang tega membuang anak sendiri demi menjaga nama baiknya sebagai putri raja.

Lebih kompleks lagi, dia menolak permintaan ratu Kunti untuk bergabung dengan Arjuna dan para Pandawa lainnya (yang notabene adalah saudara tirinya). Dia memilih untuk bertahan bersama Duryudana dan Kurawa sebagai realisasi sumpah janjinya untuk melindungi Duryudana... Meskipun dia tahu bahwa dia akan tumpas ditangan Arjuna yang sedarah dengannya.

Dalam cerita Mahabharata ini, Karna (dan juga mahamaheem Bhisma) dikenal sebagai dua lelaki yang sangat menjaga dan menepati kata-kata serta janji, apapun resikonya.
Btw, dimasa sekarang, masih adakah?

Pondok Gede - 050720147

2 komentar:

  1. Bkn sdr tiri, tp sdr seibu...
    Smw pandawa kn beda2 bpk...
    Arjuna anak indra
    Karna anak surya
    Dll

    BalasHapus
  2. Salam Cynthia,
    Anda benar. Terima kasih atas koreksinya dan terima kasih atas atensinya yaa.....

    PS. Sorry for very very late reply....

    cheers....

    BalasHapus