.... Telah berbaris-baris doa dan kalimat dari kitab suci
ia bacakan, disamping berjuta permohonan agar Dia sudi memberikan yang terbaik
untuk Ranti. Berharap Dia mau menurunkan sedikit mukjizatNya, agar Ranti mampu
membuka mata dan memandangnya sejenak. Tapi itu tak pernah terjadi. Hingga ia
memahami, bahwa Sang Rabb ingin agar Ranti pulang dan itu yang terbaik buat
Ranti agar tak merasakan sakit lagi. Dan saat itu pula, ia harus merelakan
Ranti pergi.
Dengan menekan perasaan sekuat tenaga, dibisikkannya
selarik kata ke telinga istrinya. Bahwa ia mengikhlaskan Ranti pergi karena ia
tak sanggup melihat Ranti didera kesakitan. Bahwa ia sadar, Sang Rabb telah
memilihkan jalan yang terbaik. Bahwa ia berjanji akan menjaga Alif dan Dio sepanjang
umurnya.
Setetes air meluncur pelan dari sudut mata Ranti,
beberapa saat setelah Handi menyelesaikan ucapannya, tanda bahwa perempuan
tercintanya itu mendengar kata-kata yang ia bisikkan.
Dan bertepatan dengan adzan subuh pagi itu, Ranti
benar-benar pergi untuk kembali ke rumah abadinya. Handi membiarkan airmatanya
jatuh disamping Alif yang juga mengusap wajah dan Dio yang tak sanggup menahan
isak tangis. Hanya empat tahun ia diijinkan memiliki Ranti dalam ikatan yang
suci dan sah....
Pondok Gede - 04012013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar